Aksi cegah dan atasi stunting menjadi bagian integral dari tema perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78. Dalam semangat “Terus Melaju, untuk Indonesia Maju” berbagai upaya pencegahan dan penatalaksanaan stunting menggambarkan komitmen Indonesia untuk membangun generasi yang sehat, tangguh, cerdas, dan gemilang yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan nasional.
Stunting merupakan suatu gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh permasalahan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat. Stunting adalah permasalahan gizi penting bagi generasi bangsa di masa depan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak yang suboptimal sehingga perkembangan motorik lambat, serta terhambatnya pertumbuhan mental.
Satu dari empat balita Indonesia mengalami stunting. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022 angka stunting nasional mengalami penurunan yakni 24,4% di tahun 2021 dan 21,6% di tahun 2022. Namun demikian, Sumatera Barat mengalami peningkatan kasus yakni 23,3% (2021) menjadi 25,2% (2022), di atas rata-rata prevalensi stunting Nasional.
Stunting mencerminkan kekurangan gizi selama periode pertumbuhan dan perkembangan paling kritis di awal kehidupan. Berdasarkan grafik pertumbuhan WHO, seorang anak dengan tinggi badan ≥-2 standar deviasi median pertumbuhan anak dikatakan mengalami stunting atau pendek. Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang termasuk Indonesia.
Mempertimbangkan prevalensi kasus serta dampak jangka panjang bagi bangsa Indonesia, maka perayaan HUT RI tahun ini menjadi momentum bersama untuk menggalang kolaborasi dalam upaya optimalisasi status gizi.
Edukasi gizi di 1000 hari pertama kehidupan adalah upaya awal pencegahan stunting. Edukasi tentang makanan bergizi bagi ibu hamil dan balita serta akses terhadap suplemen gizi atau pemberian makanan tambahan merupakan hal yang diperlukan dalam rangka optimalisasi status gizi ibu dan balita.
Promosi ASI Eksklusif berupa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan adalah kunci untuk memberikan nutrisi optimal kepada bayi. Konsumsi Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang tepat, seimbang, dan sesuai kebutuhan anak adalah langkah lanjutan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan, serta kecerdasan yang optimal.
Upaya di atas disertai dengan dilakukannya diversifikasi pangan yang bertujuan mendorong konsumsi beragam jenis makanan yang kaya akan nutrisi, termasuk sumber protein hewani dan nabati, sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian oleh masyarakat. Investasi dalam produksi pangan lokal juga akan mendukung ketersediaan pangan yang berkualitas, mengurangi ketergantungan pada impor, dan mempromosikan pilihan makanan yang lebih sehat.
Layanan kesehatan dan pendidikan melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan serta pendidikan gizi di tingkat komunitas berpeluang menciptakan edukas informasi yang dibutuhkan oleh ibu dan keluarga. Pemantauan status gizi dan kesehatan ibu hamil, pengawasan pertumbuhan secara teratur dan pelaksanaan program pemantauan pertumbuhan akan membantu mengidentifikasi potensi masalah stunting lebih awal.
Pemberdayaan perempuan sebagai peran sentral dalam pencegahan stunting, terutama sebagai pengelola rumah tangga, melalui dukungan untuk pendidikan gizi dan kesehatan reproduksi akan berdampak positif pada kesejahteraan keluarga.
Untuk setiap poin di atas, sangat dibutuhkan komitmen akan dukungan pemerintah melalui kebijakan dan program pencegahan stunting dengan arah dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai target ini.
Melalui upaya bersama dari seluruh sektor masyarakat dengan semangat perjuangan dalam peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, kita jadikan stunting sebagai tantangan yang dapat diatasi. Mari wujudkan generasi bebas stunting sebagai cermin prestasi bangsa.
Penulis:
DR. Dr. Zuhrah Taufiqa, M.Biomed.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Padang | Manajer Klinik Tumbuh Kembang Anak My Lovely Child
Leave A Comment